Oleh:
Medi Juniansyah, M.Pd
(Sekretaris PC GP Ansor Rejang Lebong)
Di atas gelombang samudra, perjalanan Kongres XVI GP Ansor menjelma menjadi kisah puitis yang merentangkan hati. Di kapal KM Kelud, dari Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta hingga Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, terukir jejak emosi dalam setiap detik 15 jam. Kepemimpinan Gus Yaqut Cholil Qoumas sebagai Nahkoda Utama GP Ansor masa khidmat 2015-2024 melambangkan arah perjalanan yang penuh makna.
(Kapal KM Kelud menjadi saksi bisu perhelatan Kongres XVI GP Ansor)
Bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa dan visi. Gelombang laut yang melambai-lambai seakan menggambarkan dinamika tantangan yang dihadapi oleh GP Ansor. Dalam gelapnya malam, lampu kapal menerangi langit, sebagai metafora sinar kepemimpinan Gus Yaqut yang membimbing, memancarkan harapan di tengah kegelapan.
(Sekretaris PC GP Ansor Rejang Lebong saat menghadiri Kongres XVI GP Ansor)
Peserta Kongres XVI merasakan getaran ombak sebagai metafora tantangan yang dihadapi GP Ansor. Namun, di tengah kepungan badai, Gus Yaqut berdiri teguh sebagai nahkoda. Kata-kata bijaknya mengalun seperti melodi yang menyejukkan, merangkai patah-patah hati yang terpikul dalam perjalanan panjang organisasi.
(Sambutan dan Laporan Ketua Umum PP GP Ansor, Gus Yaqut Cholil Qoumas)
Detik demi detik, kisah perjalanan menjadi hikmah. Peserta kongres mengenang momen-momen pahit dan manis, seiring kilasan kepemimpinan yang memimpin perahu organisasi melintasi lautan ketidakpastian. Dalam diam, Gus Yaqut membawa GP Ansor melewati tantangan, selayaknya nahkoda yang membimbing kapal melewati badai tak terduga.
(Sambutan Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf)
Di ujung perjalanan, Pelabuhan Tanjung Mas Semarang menjadi saksi bisu keberhasilan dan kesungguhan. Air mata peserta Kongres XVI bukan hanya tanda kelelahan fisik, melainkan juga pelampiasan emosi yang terpatri dalam setiap keputusan dan perjuangan di bawah kepemimpinan Gus Yaqut.
(Sambutan Presiden Jokowi sekaligus membuka acara Kongres XVI GP Ansor secara resmi)
Sebagai Nahkoda Utama, Gus Yaqut bukan hanya menyentuh lautan, melainkan juga hati para kader. Kepemimpinannya yang penuh empati, kesabaran, dan kebijaksanaan membangun relasi seperti ombak yang merangkul pantai. Kehadirannya sebagai pusat kekuatan, mengajarkan arti solidaritas dan kebersamaan yang menjadi fondasi kuat bagi GP Ansor.
(Presiden Jokowi menabuh rebana sebagai simbol dibukanya secara resmi Kongres XVI GP Ansor)
Kongres XVI GP Ansor di atas kapal KM Kelud bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan batin yang mewarnai jiwa para peserta. Melalui kepemimpinan Gus Yaqut Cholil Qoumas, GP Ansor menemukan kedewasaan, kekuatan, dan keberanian dalam setiap gelombang perjuangan. Sebuah perjalanan yang tidak hanya meninggalkan jejak di atas lautan, tapi juga di dalam hati para kader yang terharu, sedih, dan bahkan menangis, merayakan perjalanan yang telah diarungi bersama sang Nahkoda Utama.
